Simpul Senyum

Ukhuwah - Iman yang sakit Sudah tak ada daya lagi. Sekalipun untuk berkesah. Mungkin. sudah mati rasa. Bulat tekad dari dulu. kulminasi yg tak pernah mau untuk ditemui sudah terjadi. Takut ini, takut akan begitu. Tenggelam. lupakan. jangan ingat ingat. anggap benar benar tidak ada. Adapun menyakitkan. Sejatinya imanku yg compang camping. Berkali kali. Tanpa berkurang. Tanpa pernah benar benar mau meyadari kenapa, dan terus mengatakan tetapi. Meski seolah olah ... seolah olah...... hh Sudah remuk redam. Sudah menjadi kepingan. Bersatupun tak akan utuh kembali. Dengan sekuat redaman, helaan, dan pejaman mata. Pernah. Tak hanya satu kali. Tapi patahannya retak lagi, Adapun menyakitkan. Sejatinya imanku yg lebih sering compang camping.

Semarang, 20 April 2018 bismillah... Aku tidak boleh berhenti disini dan terus melangkah. Satu fase sulit baru saja menyapa. Saat aku menumpukan harapan dan berserah pada seorang manusia. Saat itu yang terlintas adalah ‘pasti akan sesuai harapanku.. pasti.. pasti’. Kemudian aku meletakkan sepenuhnya pada keputusannya… Waktu bergulir. Takdir mendekat. Apa yang terjadi ? Semua berjalan tidak sesuai dengan rencana. Membuyarkan harapan dan sirna sudah semua mimpi mimpi hari itu. Tapi ini berhikmah, sungguh, sungguh, Allah Mahaaaa Baik… Allah pasti tau, jika dalam hatiku masih mengingkari pernyataan bahwa aku telah siap Allah pasti mau menjagaku dengan sebaik-baik penjagaan dariNYA Allah tidak mau aku kecewa atau dikecewakan dikemudian hari, hanya karena sikap tergesa-gesa Dan yang pasti… Allah menyimpan yang terbaik untuk waktu yang tepat Kemudian kutengok lagi niat dalam hati Sudah luruskah ? akhirat atau dunia ? Allah…….. rupanya ini ujian hati. Sek