dalam ukhuwah ini,
sejauh batas waktu aku mengenalmu,
ia berbuah..
menelurkan bulir- bulir kedamaian kala gundah,
menegadahkan tangan kala berduka,
kau selalu ada,
memberiku ilmu,
memberiku makna,
mengajarkan yang kutak tahu,
memberiku yang tak ku punya,

namun,,,
entah apa yang jadi sebab kita,
ketika ukhuwah ini mulai rapuh,
ketika dindingnya mulai keropos,
dalam ketidaknyamanan itu,
dalam kedekatan yang sebenearnya jauh,
kita tersiksa dengan batin,
kita menahan semua yang membuat sesak
kita mulai salaing menyalahkan,
kita jarang bertegur sapa,
kita jarang mengurai senyum,
kita diam meski berdua,
kita membenci meski saling mencintai,

saat itu,
semua menjadi tak terkendali,
dadaku panas oleh masalah yang kupendam,
bibirku kelu untuk berucap,
akupun menangis dalam malamku ketika kau terelelap,
dan kaupun menangis dalam sendirimu di perjalanan,
aku tau kalau kita saling tau,
dan kaupun tau itu,
tapi hatilah yang tidak peka,
ia bergemuruh karena nafsu,
otak tak jernih karena pikiran negatif,

sampai akhirnya kita kembali,..
meneguhkan jiwa,
mendongakkan kepala,
saling bertatap muka,
bicara dari diri ke diri,
mengurai benang yang kusut,
mencari pangkal dari jarum yang terselip,

tapi sayang, tak jua kutemukan....
karena kau meminta berbicara dari diri bukan dari hati,
dan aku..
mungkin masih sombong untuk sekedar mengungkapkan kesalahanku,
selama akan tetap seperti ini,
kita akan terus begini,


            Jogjakarta, 14 Desember 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Masih diperjalanan

Salah Tujuan